
Ternyata, serangga bukanlah satu-satunya makhluk yang bisa terperangkap di dalam ambar atau resin pohon pada zaman dinosaurus. Seperti dilansir CBC News pekan lalu (9/6/2017), sisa-sisa spesimen burung purba telah ditemukan dalam kondisi terawetkan dalam resin pohon yang berusia 99 juta tahun di Myanmar.
Ini merupakan salah satu spesimen paling detail yang pernah ditemukan -- lengkap dengan kepala, bulu, dan cakar. Ambar ini ditemukan di wilayah yang terkenal menyimpan banyak sisa-sisa dari periode Kapur --145,5 juta hingga 65,5 juta tahun yang lalu.
"Kami memiliki spesimen yang lebih lengkap, di mana Anda mendapatkan lebih banyak kerangka yang diawetkan, namun tidak pernah dengan tingkat detail seperti ini," kata Ryan McKellar, seorang paleontologi invertebrata di Museum Royal Saskatchewan.
Bahkan ada sisa-sisa kehidupan prasejarah lainnya, seperti serangga dan tungau (hewan kecil berkaki delapan) terperangkap di dalamnya. "Ini seperti diorama kecil," ujar McKellar.
Penambang yang mengumpulkan spesimen di tambang ambar pada tahun 2014 menganggapnya sebagai kuku kadal, namun direktur Museum Ambar Hupoge yakin itu adalah kaki seekor burung kecil.
Kemudian spesimen yang dijuluki "Belone" (istilah lokal untuk seekor burung berwarna kuning yang disebut Skylark Oriental) itu sampai ke tangan Lida Xing, ahli paleontologi dari Universitas Geosains Tiongkok.
Dengan menggunakan pemindai CT (CT scan), Xing dan timnya menemukan struktur tersembunyi di dalamnya yang memperlihatkan tengkorak dan bahkan tulang belakangnya.
Dengan menggunakan citra itu dan tanpa menghancurkan sampel, mereka dapat menciptakan model tiga dimensi lengkap dari semua burung, yang dipublikasikan di sebuah makalah di Gondwana Research.

Belone termasuk dalam kategori burung yang disebut dengan Enantiornithes, sekelompok burung yang termasuk paling banyak dan beragam, dikenal dari era Mesozoikum.
Enantiornithes juga berbeda dari burung-burung modern lainnya dalam banyak hal. Akan tetapi kalau dilihat dari penampilan, mereka menyerupai burung modern, tetapi tidak memiliki sendi soket dan bola di bahu. Mereka juga memiliki cakar, sayap, rahang, dan gigi.
Belone hidup selama periode ketika Triceraptops menjelajahi daratan bersama dengan Velociraptor dan Albertosaurus. Namun, mereka punah pada akhir periode Kapur. McKellar menyebutkan, ini adalah burung yang luar biasa.
"Mereka keluar dari telur dengan bulu dan memiliki kemampuan untuk terbang dalam satu atau dua hari pertama. Cakarnya pun membantu mereka memanjat pohon dengan cukup cepat," ujar McKellar.
Tim peneliti menduga burung kecil ini jatuh ke dalam genangan getah sesaat setelah menetas, kemudian terjebak dalam resin.
Namun menurut Profesor Tseng yang dilansir Xinhua (8/6), "postur burung tersebut seperti sedang berburu dengan badan terangkat, cakar, dan paruh terbuka, serta sayap mengembang. Kemungkinan saat sedang berburu, burung tersebut jatuh ke dalam resin pohon."
Meski peneliti belum tahu persis kandungan sesungguhnya yang mempengaruhi dalam proses pengawetan tersebut, sejauh ini yang diketahui adalah saat hewan terjebak dalam resin pohon, dia akan mulai mengeras. Selanjutnya dengan kondisi tekanan dan suhu yang tepat, resin akan berubah menjadi senyawa setengah fosil yang disebut kopal (hasil olahan resin).
Pada Desember lalu, McKellar dan Xing juga bersama-sama memimpin penelitian dalam penemuan bulu dinosaurus yang terperangkap dalam ambar di lokasi yang sama.
Daerah ini telah menjadi lokasi penambangan untuk ambar selama 2.000 tahun terakhir dan merupakan salah satu situs terkaya. Oleh karena itu, ada beberapa penemuan akhir-akhir ini. Namun, tidak semua prasejarah dapat masuk ke museum.
Dia berharap, orang-orang akan menyadari pentingnya penemuan semacam itu, sehingga dapat membuat pemahaman yang lebih baik pada masa lalu prasejarah di Bumi.
"Semakin banyak sampel yang kita dapatkan, semakin baik atau lebih lengkap gambaran yang kita dapatkan," kata McKellar.
0 komentar :
Posting Komentar