
Namaku Asti, umurku 32tahun, keseharianku aku bekerja sebagai guru Tk di daerah tempatku tinggal. Sepulang dari mengajar aku disibukan dengan pekerjaan rumah tangga. Sehari-hari aku mengenakan jilbab, aku termasuk wanita dengan body yang agak gendut tapi masih proposional, karena memang tinggi badanku sekitar 168, jadi tidak terlalu kelihatan gendut.Heheheee…. Aku memiliki seorang anak yang baru berumur 3tahun saat aku mengajar, aku titipkan anakku pada ibu mertuaku.
Suamiku bekerja disalah satu bank perkreditan, kami menikah tanpa berpacaran terlebih dahulu. Saat itu aku dikenakan oleh sahabatku dan sebulan kemudian suamiku mengajaku untuk langsung menikah dan pernikahan itupun masih berjalan sampai saat ini.
Cerita Sex, Kejadian ini terjadi sekitar 2tahun yang lalu. Pagi itu saat aku sedang mengajar tiba-tiba hpku berdering, karena sedang mengajar jadi aku gak sempat mengangkat telponnya. Dan saat aku cek ternyata yang menelponku adalah suamiku. Selesai mengajar aku mencoba telpon balik ke hp suamiku ternyata dia memintaku untuk mengirimkan hardisknya yang tertinggal di rumah melalui jasa ojek online, sebab hardisk tersebut akan digunakan untuk meeting. KArena aku takut hardisknya hilang maka aku untuk mengantarkan langsung hardisknya, ke kantor suamiku, kebetulan waktu mengajarku pun sudah selesai.
Sesampainya di kantor suamiku, aku menunggu suamiku di dekat kantor pos satpam yang kebetulan ada bangku untuk menunggu. AKupun langsung menelpon suamiku tapi tidak diangkat mungkin meetingnya sudah dimulai. Akhirnya aku sms hp suamiku memeberitahukan kalau aku sudah sampai di kantornya. Saat aku menunggu, aku disapa oleh seorang satpam
“Sedang menunggu siapa bu?” tanya satpam tersebut.
“Oh ini pak nunggu suamiku mau mengantar hardisknya yang tertinggal di rumah katanya mau buat meeting penting” jawabku.
“Nama suami ibu siapa?” tanya satpam lagi.
“Pak Adi” jawabku singkat.
“Coba saya telponkan dulu bu” katanya sambil mencoba menelpon dari dalam pos satpamnya.
Cerita Dewasa, Beberapa saat kemudian dia memberitahuku kalau nanti suamiku akan menemuiku ditempatku menunggu. Sambil menunggu aku bermain hp dengan sesekali satpam mengajakku ngobrol, walau sebenarnya aku agak risih juga. Aku memeang orangnya agak risih jika ngobrol dengan lawan jenis apa lagi belum kenal. Dari nametagnya aku tahu kalau satpam itu bernama Burhan dia mempunyai tato di lengannya. Dari obrolannya ternyata pak Burhan orangnya suka bercanda yang membuatku kadang tertawa kecil.
Tak lama kemudian suamikupun datang menghampiriku, dia lalu mengajakku ke dalam kantor dan menuju kantin. Aku disuruh menunggu dia di kantin sampai meetingnya selesai. Sambil menunggu aku pesan makanan dan minuman di kantin. Sudah hampir satu jam aku menunggu suamiku. Tapi dia belum juga datang menghampiriku di kantin. Tiba-tiba aku melihat pak Burhan sedang membeli makanan di kantin dan sialnya pak Burhan melihat aku. Tak disangka pak Burhan menghampiriku dan makan di mejaku. Aku kembali risish dengan keadaan tersebut. tapi tidak enak juga kalau aku mengusirnya terpaksa aku membiarkannya saja. Pak Burhan mengajakku ngobrol, tapi aku menanggapinya kayak angin lalu. Entah mengapa pak Burhan sok akrab sama aku, setiap candaannya bisa membuatku tertawa dan menghilangkan rasa risihku.
Setelah pak Burhan selesai makan diapun lalu kembali ke posnya. Dan tak lama kemudian sumaikupun datang. Lalu kami berdua pulang. Di dalam mobil aku menceritakan tentang pak Burhan, kata suamiku memang pak Burhan orangnya humoris dan mudah bergaul. Tapi tak kusangka kalau pak Burhan ternyata mantan preman pantes saja dia memiliki tato. Selain jadi satpam ternyata dia juga bekerja sebagai supir rental mobil.
Singkat cerita kejadian hari itu tak aku pikirkan hingga berlalu begitu saja. Dan sebulan setelah kejadian itu, di Tk tempatku mengajar mengadakan kegitan wisata. Kebetulan aku ditunjuk sebagai ketua panitia. Setelah menjalani rapat dengan orang tua murid akhirnya disepakati kami akan wisata religi di daerah Bandung. Namun kami mengalami kesulitan untuk mendapatkan kendaraan bus kecil yang murah dan nyaman, karena memang buget keuangan tidak terlalu banyak. Setelah tanya sana sini tidak juga didapatkan, sebenarnya ada tetapi harganya terlalu mahal dan sekalinya murah kondisi busnya kurang baik. Akhirnya aku tanya-tanya kesuamiku, suamiku bilang nanti akan coba ditanyakan ke teman-temannya.
Beberapa hari kemudian, suamiku bilang kalau pak Burhan, memiliki teman untuk penyewaan bus kecil. Kami memang hanya membutuhkan bus kecil, karena sudah cukup, memang tidak terlalu banyak juga akhirnya suamiku memberikan nomor HPnya pak Burhan padaku. Aku tanya ke pak Burhan, ternyata benar dia mempunyai teman yang memiliki penyewaan bus, aku pun diajak pak Burhan untuk melihat bus tersebut. Setelah aku lihat-lihat ternyata lumayan juga kondisi busnya, harganya pun murah, mungkin karena teman dengan pak Burhan, namun terdapat kendala bahwa tidak ada sopir yang free untuk mengemudikan bus tersebut pada hari H.
Dan tiba-tiba pak Burhan menawarkan diri untuk menjadi sopir, akupu lalu bertanya padanya
“Emang bapak bisa?”
“Bisa bu” jawabnya singkat. Kebetulan hari wisatanya bertepatan dengan hari libur pak Burhan.
Sebagai satpam pak Burhan bekerja 24jam kemudian libur sehari dan begitu seterusnya. Lagian wisatanya tidak sampai menginap. Berangkat subuh dan pulang sore. Akhirnya aku dan pak Burhan pun sepakat kalau dia yang menyupiri. Dia bilang dibayar seikhlasnya yang penting makan jangan lupa.Hehehee… Aku kemudian membayar DP bus tersebut dan sisanya dibayarkan pada hari H.
Sejak itu pak Burhan sering menghubungiku, hanya untuk mengobrol masalah tentang pariwisata saja. Tapi anehnya dia menmghubungiku saat suamiku berada di kantor. Sepertinya dia selalu mengawasi suamiku apakah suamiku di kantor atau sudah pulang. Tapi aku sama sekali tidak mencurigainya apa-apa karena memang yang dibicarakan hanya sekedar mengenai wisata saja.
Hari H pun akhirnya tiba, subuh-subuh aku sudah menuju tempat penyewaan bus diantar oleh suamiku. Disana ternyata pak Burhan sudah sampai dengan mengajak seorang teman untuk menjadi kenek busnya. Setelah melalukan sisa pembayaran aku, pak Burhan dan keneknya segera menuju Tk, sementara suamiku pulang ke rumah karena gak ikut dia masuk kerja.
Singkat cerita perjalanan lancar sampai di Bandung. Dan acara wisata kitapun lancar. Namun saat sore hari hendak menuju arah pulang terjadi hujan lebat sekali sehingga bus harus berjalan pelan ditambah dengan macet kerena hujan menyebabkan perjalanan pulang terhambat. Perjalanan pulang tidak sesuai dengan apa yang direncanakan. Rencana perhitungan sampai di Tk pukul 8 malam. Ini baru sampai TK pukul 10 malam. Karena suasana tidak kondusif aku jadi lupa menghubungi suamiku untuk kusuruh jemput di TK. Aku sibuk mengurus para pserta wisata yang sudah merasa tidak nyaman karena terlalu malam. Dan akhirnya satu persatu semua sudah meninggalkan TK. Aku pun langsung menghubungi suamiku, namun berkali-kali aku telpon dia tak mengangkat telponnya mungkin dia sudah tidur.
Melihat aku yang agak resah pak Burhan menghampiriku dan berkata kalau dia akan mengembalikan busnya. Dan aku mempersilakannya, diapun bertanya padaku,
“Pak Adi belum jemput bu?”
“Belum nih pak, kayaknya dia tertidur, Biar nanti aku coba telpon lagi” jawabku.
“Apa mau aku antar bu?” tanyanya menawarkan diri.
“Boleh deh pak” jawabku.
“Tapi kita mengantar busnya dulu ya bu” katanya.
“Iya iya pak” jawabku lagi. Akupun ikut pak Burhan mengantar busnya karena takut juga kena denda karena pulang telat.
Aku di bus cuma berdua dxengan pak Burhan karena keneknya sudah turun di pertengahan jalan karena memang melewati rumahnya. Di dalam bus kami hanya ngobrol biasa saja, walaupun sudah mengenal pak Burhan aku masih agak sedikit risih juga, aku duduk di bangku kenek yang berda dekat pintu keluar dibagian depan bus. Pak Burhan masih suka bercanda saja padahal hari sudah larut malam.
Saat dalam perjalanan tanpa kusadari aku tertidur, entah berapa lama aku tertidur sampai saat tiba-tiba bus berhenti dengan tiba-tiba membuatku jadi terbangun. Aku sedikit kaget. Aku menanyakan pada pak Burhan apa yang terjadi, pak Burhan pun tidak tahu. Kemudian dia turun dari bus dan mengecek mesin yang ada di belakang bus. Setelah dicek ternyata ada masalah dengan mesinnya sehingga mati mendadak. Kami berdua kebingungan, pak Burhan minta bantuan supir angkot yang lewat untuk mendorong bus kami ke pinggir jalan. Setelah bus sampai dipinggir jalan kami masih kebingungan. Pak Burhan menyuruhku untuk tenang dan menunggu di dalam bus saja. Dari dalam bus aku lihat pak Burhan sedang telpon, sepertinya pak Burhan mencari bantuan.
Selesai menelpon pak Burhan masuk ke dalam bus dia bilang nanti orang rental bus akan datang kesini. Mendengar itu aku menjadi sedikit tenang. Aku kembali untuk mencoba menghubungi suamiku tapi ternyata batre hpku habis. Ya sudah dengan terpaksa aku tunggu saja bantuan dari rental bus. Aku duduk di bangku penumpang agar bisa selonjoran karena cukup lelah, aku perhatikan pak Burhan sedang merokok di bangku supir, sambil beberapa kali ngobrol. Tapi tiba-tiba pak Burhan berjalan menghampiriku dan duduk disampingku membuatku kaget setengah mati. Dia berkata padaku,
“Cape ya bu?”
“Iya pak” jawabku singkat.
“Ya sudah tidur aja dulu bu jika mengantuk” katanya.
“Mana bisa tidur pak kalau kondisinya kayak begini” jawabku lagi.
“Iya bu, pakai mogok segela padahal tadinya lancar-lancar saja”
Kamipun mengobrol untuk menghilangkan keheningan. Saat obrolan sudah mulai habis, tiba-tiba pak Burhan menyentuh tanganku, aku kaget, tetapi aku berpikir positif mungkin pak Burhan tidak sengaja. Lalu aku coba menyingkirkan tangan pak Burhan, tapi lagi-lagi pak Burhan menyentuh tanganku. Aku mencoba menolaknya tetapi pak Burhan malah memegang tanganku dengan paksa. Aku jadi ketakutan tapi aku tidak berteriak. Aku kembali mencoba melepaskan tangaku dari tangan pak Burhan tapi tidak bisa. Pak Burhan menatap mataku tajam, wajahnya mendekati wajahku. Aku benar-benar ketakutan. Tapi entah kenapa aku tak berdaya untuk teriak. Aku mencoba membuang mukaku, sambil teriak kecil “Jangan pak” namun pak Burhan tak mengindahkan perkataanku dia malah memegang kepalaku dengan kuat dan langsung mencium bibirku. Aku mencoba berontak sekuat tenaga tapi tak berdaya. Tenaga pak Burhan sangat kuat. Aku mau berteriak tetapi tidak bisa karena mulutku di lumat.
Aku makin ketakutan, merasa malu, aku tetap mencoba berontak tapi tetap tidak bisa, hingga aku lemah, melihat aku yang sudah tak berdaya dia kembali menciumi bibirku dengan lembut. Entah mengapa aku merasa terbawa oleh ciuman pak Burhan, tapi aku tidak membalas ciumannya, jelas aku malu. Lelaki yang biasa menciumku hanyalah suamiku. Aku merasa berdosa, tapi entah mengapa, aku terbawa oleh ciuman yang diberikan olah pak Burhan. Aku mulai memejamkan mataku.
merasakan nikmat dari ciuman pak Burhan, sampai akhirnya pak Burhan menghentikan ciumannya dan aku masih memejamkan mataku.
Saat aku membuka mata kulihat pak Burhan tersenyum padaku. Mungkin karena dia tau aku sudah masuk kedalam permainannya dan aku tidak teriak. kemudian dia mengajaku untuk berdiri dan lalu memelukku, entah mengapa aku hanya menurut saja. Sambil memelukku, pak Burhan kembali mencium bibirku lagi, kali ini entah mengapa aku merasa ingin membalas ciumannya. Tak aadarkan diri akhirnya aku membalas ciuman pak Burhan. mulut dan lidah kami saling berpaut.
Ciuman pak Burhan semakin membuatku terbawa pada arus kenikmatan. Hingga aku rasakan ada cairan mengalir di vaginaku.
Tangan pak Burhan mulai meraba toketku aku tersentak tapi tak bisa untuk berontak. Aku sungguh menikmati permainan pak Burhan. Hingga akhirnya pak Burhan menurunkan resleting di belakang baju kurungku dan membuka bajuku. Aku hanya pasrah dengan apa yang dilakukan pak Burhan padaku karena birahi yang sudah merasuki tubuhku. Kemudian dia membuka tanktopku dan BHku. Bagian atasku sudah tebuka. Pak Burhan memainkan putingku, aku tak bisa menahannya membuat vaginaku semakin basah. Dipilin-pilinnya putingku membuatku mendesah lembut. Mendengar aku mendesah permainan pak Burhan pada putingku semakin panas. Hingga membuatku menggelinjang. Apalagi saat lidahnya menjilati putingku, membuat nafasku jadi tak beraturan dengan tubuh menggeliat.
Kemudian pak Burhan membaringkanku di lantai bus. Kulihat pak Burhan membuka bajunya. Terlihat badannya yang kekar dan bertato. Terus terang aku semakin terangsang melihat badan pak Burhan. Pak Burhan meneruskan aksinya dengan menurunkan celana panjangku hingga aku hanya CDku yang tersisa di badanku. Kemudian pak Burhan menidih badanku dan menciumi bibirku lagi sambil tanganya meraba vaginaku dari luar CD. Sungguh perasaan yang luar biasa, bahkan tidak pernah aku rasakan sensasi seperti ini bersama suamiku, gesekan di vaginaku begitu lembut, membuat vaginaku semakin becek.
Pak Burhan pun akhirnya melepaskan CDku, kaki kanan dan kiriku dinaikan di bangku bus, sehingga aku mengangkang. Aku semakin deg-deg’an apa yang akan dilakukan pak Burhan selanjutnya. Dengan tiba-tiba pak Burhan menjilati vaginaku membuat tubuhku menggelinjang tak kuat menahan sensasi kenikmatan jilatan pak Burhan. Aku mendesah sambil tanganku mencengkeram kepala pak Burhan. Jilatan pak Burhan pada vaginaku membuatku tak berdaya hingga cairan dari vagina terus mengalir. Aku sudah tidak berdaya, hanya pasrah saja dengan apa yang dilakukan oleh pak Burhan.
Pak Burhan segera membuka celananya. Entah apa yang kurasakan saat aku melihat pak Burhan melepas celananya apalagi saat melihat kontolnya yang berwarna hitam dan besar sudah tegak berdiri. Aku sudah tak bisa berpikir lagi, hingga pak Burhan duduk di selakanganku. Kurasakan kontol pak Burhan digesek-gesekan di bibir vaginaku.
“Bu aku masukin sekarang ya?” katanya. Aku hanya diam saja, hatiku ingin menolaknya, tapi dilain sisi nafuku sudah tidak tertahankan.
Tanpa menunggu jawabku, kurasakan kontol itu mulai sedikit demi sedikit masuk ke vaginaku, rasanya sungguh membuatku gemetar, panasnya kontol pak Burhan terasa hingga dinding vaginaku. Kontol pak Burhan sampai mentok di dalam vaginaku. Denga perlahan pak Burhan menyodokan kontolnya di vaginaku, kupeluk erat tubuh pak Burhan. Pinggulku mengikuti irama sodokan pak Burhan. Hampiur satu jam pak Burhan mengobok-obok vaginaku dengan kontolnya. Entah berapa kali aku meraih klimaksku.
Dan hingga pada akhirnya pak Burhan menyodokan kontolnya dengan cepat. Dia mendesah panjang diikuti dengan semprotan spermanya yang deras ke dalam lubang vaginaku. Pelukan pak Burhan dengan nafas yang terengah-engah membuatku nyaman,
vaginaku terasa hangat sekali, hingga sekali lagi aku meraih klimaksku.
Aku merasa berdosa dengan suamiku, tetapi kenikmatan yang kurasakan begitu membuatku melayang dan membuatku nyaman. Aku pakai pakaianku lagi, begitu pun pak Burhan, aku diam tak banyak bicara.
Singkat cerita setelah bantuan datang dan kami sampai di rental bus, aku meminta pak Burhan untuk mengantarku pulang.
Sesampainya di rumah akupun langsung tertidur.
0 komentar :
Posting Komentar